Mungkin bisa dijabarkan cara-cara importasi data yang baik dan benar dalam bahasa Indonesia? Tadi saya sudah baca prosedurnya tetapi yang saya khawatirkan adalah salah prosedur. Beberapa bulan yang lalu saya menerima data peta administratif Kabupaten Karangasem tetapi sayangnya tidak sesuai dengan saya harapkan (data bisa di-import tetapi yang diberikan bukan dalam bentuk yang diharapkan (shapefile), tetapi dalam bentuk image), walaupun data tersebut merupakan domain publik (digarap pemerintah).

Menurut saya impor data lebih gampang dilakukan di akhir ketimbang di awal. Untuk batas kodya Denpasar sih, kalau memang memungkinkan sih, mungkin terserah mbaknya. Datanya masih tentatif, sementara, jadi saya agak mengambil risiko ketidaktepatan data ketimbang tidak ada.

== Everyone Sinks Starco == == PM aja buat lanjutannya biar ga kepenuhan ==

Tambahan: untuk kawasan militer masih tergolong “umum” di sebagian lokasi karena situasi di dunia nyata. Jalannya masih boleh dimasuki orang biasa, sementara satu contoh lain sudah tidak boleh (tidak untuk umum). Dan sebenarnya boleh dipetakan asal tidak menyebut fasilitasnya.

^^ Nah penjelasan kedua ini juga saya mengerti.

Ngomong-ngomong soal mengapa batas administrasi dibuat bukan melalui import guidelines, masalahnya sederhana, ribet. Belum tahu dimana saya akan mendapatkan datanya karena keterbatasan kontak dan keterampilan untuk membuat data-data tersebut. Mungkin di Pemkot ada tetapi masalah yang ada adalah komunikasi saja.

Untuk batas administrasi kota Denpasar, sumber yang saya sadur berasal dari situs Pemkot Denpasar. Data tersebut memang bersifat domain umum, tapi belum 100 persen benar (masih memakai referensi visual).

Soal error penamaan jalan raya, nanti bisa dikerjakan selepas ini.

Sekian penjelasan dari saya, jadi mohon maaf bila atas konflik data kemarin, dan terlambat reply karena kesibukan real-life.

== Everyone Sinks Starco ==

Ralat - karena lembar komentar OSM Diary ga ada fitur editnya….

“Bisa dilihat di history edit saya untuk beberapa lokasi di Surabaya (terutama GKN dan sekolah) tempat PDC dilaksanakan, dimana saya sudah memperbaiki kesalahan yang dilakukan sebagai contoh cara pembuatan zona landuse dan building yang baik.”

Tambahan: mungkin belum 100% sempurna jadi tambahan-tambahan berdasarkan guide OSM Wiki juga dipersilahkan

@Harry, I’ll reply using Bahasa Indonesia. Fellow Indonesians always talking in Bahasa Indonesia.

Maaf kalau bahasanya memang sangat menjatuhkan dan kasar. Saya sih sebenarnya mengritik kualitas data yang diberikan oleh anggota tim PDC Surabaya, tapi memang apa daya, saat membuat diari ini bahasanya yang terlintas saat pembuatannya memang kelewat tajam dan langsung, terutama soal pemakaian istilah “data demolition derby” - istilah yang lebih menohok ketimbang “unneeded data alteration”.

Bisa dilihat di history edit saya untuk beberapa lokasi di Surabaya (terutama GKN dan sekolah) tempat PDC dilaksanakan, dimana saya sudah memperbaiki kesalahan yang dilakukan sebagai contoh cara pembuatan zona landuse dan building yang baik.

Kemarin salah satu sesama anggota OSM, Farrah, juga mengritik penambahan-penambahan data baru yang dilakukan saat PDC Surabaya berlangsung, terutama di bagian Universitas Airlangga dimana ia menuding data yang diterapkan adalah data lama dari peta Bing, dan hilangnya batas-batas administratif Kota Surabaya. Hal ini juga melandaskan saya untuk membuat diari ini.

Kekhawatiran terkait tujuan pembuatan PDC Surabaya dan hal-hal lainnya, sebenarnya sudah dijawab oleh Iyan, dan jawabannya lebih diplomatis dan lebih saya pahami, dan enak dibaca dibanding jawabannya mas Harry, yang mungkin tersinggung dengan isi diari saya pertama, yang memang sangat kasar dan menyinggung institusi secara langsung.

Dan dengan ini, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar OSM Indonesia berserta para pihak yang terlibat di PDC Surabaya atas terbitnya diari bermasalah ini.

Trims.

Sesama mapper OSM saling membantu bukan menjatuhi.

==Everyone Sinks Starco==

@Iyan, well, thank you very much for the clarification and the information about the project. Hope it can be resolved soon. Alongside that, I hoped locals there (either participant or not) are encouraged to add places or amenities on the OSM data.

I glad the team clarified this “data demolition” issue and committed to expand their project beyond disaster preparedness programmes.

== Updated ==

Again added ones, about the changeset discussion/on forum, I don’t really got information on their activity. One mapper from the event wiped administrative division borders for no reason, no discussion (from original mapper)

Also, it done behind closed doors, and I (and the mapper who made that borders) also unaware with it.

At last, this is a lesson to everyone potential participant of any mapathons. Put quality above quantity.

Buat orang Indonesia, mohon pas ikut mapathon, prioritas kualitas data dibanding kejar jumlah polygon gedung.

Thank you very much! As one of lots of Indonesian part-time mappers who prefer data quality over quantity, this suggestion probably helps.

@Escada: ah thanks for the suggestion. Where I can contact any of Data Working Group members, if I can?